Update Mollo
Preman Perusahaan Ancam dan Teror Aktivis OAT
Kupang, 22/01/07
Intimidasi dan teror dari pekerja/ preman tambang yang selama ini bekerja untuk PT. Tedja Sekawan Surabaya tidak hanya dilakukan kepada masyarakat desa Kuanoel-Fatumnasi saja. Setelah teror yang dilakukan mendapat perlawanan dari masyarakat, para preman/ pekerja tambang tersebut mencoba melakukan intimidasi kepada para aktivis yang selama ini mendampingi masyarakat.
Intimidasi kali ini harus dialami oleh Ny. Aleta Ba’un (Mak Leta) dan keluarga dimana Mak Leta merupakan koordinator Organisasi Ataimamus (OAT) yang selama ini aktiv mendampingi masyarakat bersama Pikul. Peristiwa ini terjadi di Soe (Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Selatan yang berjarak kurang lebih 30 Km dari Fatumnasi) dan berikut informasi yang disampaikan Mak Leta melalui telephone selulernya:
14.00- 14.30 WITA
Kurang lebih pukul 14.00 WITA saat Bpk. Godlif Sanam (suami Mak Leta) pulang dari mengajar di salah satu sekolah. Pada saat perjalanan pulang tersebut Bpk Godlif tiba-tiba dicegat oleh para preman yang sedang ada disamping rumahnya. Selama ini para preman menggunakan salah satu rumah penduduk yang cukup dekat dengan rumah Mak Leta sebagai tempat tinggal para pekerja dan preman perusahaan tambang selama di Soe.
Ketika Bpk. Godlif sampai di depan rumah para preman, Pacelona kemudian berdiri dan mencoba memukulnya. Melihat kejadian seperti Bpk. Godlif mencoba menghindar dan mencoba melontarkan pertanyaan,”Ada apa ini? Kenapa kamu mau pukul Saya".
Atas pertanyan itu Pacelona kemudian menjawab sambil menggertak,"segera pulang dan masuk ke rumah, jika tidak saya lempar kamu". Mendapat ancaman seperti itu kemudian Bpk. Godlif Sanam cepat-cepat masuk ke rumah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
15.30 - 16.00 WITA
Teror kepada keluarga Mak Leta nampaknya belum berhenti. Kurang lebih pukul 15.30 WITA, Pacelona mencoba mendatangi rumah Mak Leta sendirian. Pada saat itu Mak Leta sedang berada di dapur (belakang rumah) sedang anak-anak ada di ruang belakang.
Dalam situasi yang sedikit mencekam karena kejadian yang dialami oleh suami sebelumnya, tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu dengan sangat keras. Beberapa anak yang berada diruang tengah tidak berani membuka pintu dan mencoba memanggil Mak Leta.
Pada saat pintu di buka ternyata Pacelona sudah berada di depan pintu dan langsung mencoba memukul Mak Leta. Namun Mak Leta berhasil menghindar dari serangan Pace. Adu mulut antara Mak Leta dan Pacelona-pun tidak bisa dihindarkan. Dalam adu mulut tersebut Pace sempat mengeluarkan ancaman kepada Mak Leta bahwa ia akan mengejar dan membunuh Mak Leta dan seluruh keluarganya. Ancaman yang lebih mengerikan lagi disampaikan oleh Pace bahwa dia akan membunuh dan memakan hati Mak Leta.
Melihat situasi demikian Mak Leta kemudian mencoba menghubungi pihak Kepolisian di depan Pacelona. Mendengar bahwa Mak Leta telah menghubungi pihak Kepolisian, Pace berucap,"Bahwa dia tidak ada sangkut pautnya dengan Kepolisian. Saya tidak takut sama sekali dengan Polisi". Dan kemudian Pacelona bergegas pulang, setelah semua orang yang ada di rumah keluar.
17.00 WITA - ..
Sebagai langkah anitisipasi, Mak Leta mencoba melaporkan kejadian ini kepada Polrest TTS. Sampai dengan informasi ini ditulis, belum diperoleh informasi hasil laporan yang telah disampaikan ke pihak Kepolisian. Sementara itu informasi yang lain menyebutkan bahwa pihak Kepolisian telah mencoba mendatangi tempat kejadian perkara dan para preman lari berhamburan menghindar. Dalam hal ini belum ada satu orang preman-pun yang ditangkap.
Langkah antisipasi yang lain beberapa anak yang ada dirumah coba diamankan sementara ke keluraga terdekat. Situasi mencekam masih dialami oleh Mak Leta dan keluarga yang setiap saat bisa diserang oleh para preman. Untuk mendampingi Mak Leta maupun beberapa masyarakat yang telah mendapat serangan para preman akan diusahakan pengacara untuk mendampinginya.
Tindakan nekat para preman yang semakin berani tersebut hanya bisa diselesaikan jika pihak Kepolisian berani bersikap tegas kepada para preman. Beberapa intimidasi yang dilakukan telah terbukti meresahkan masyarakat. Dan kita masih menunggu sikap tegas dari Kepolisan tersebut.
Gerast áskrifandi að:
Birta ummæli (Atom)
Engin ummæli:
Skrifa ummæli