1.22.2007

Up date Mollo; Situasi Paska Bentrok

Empat Warga Kuanoel-Fatumnasi Dipanggil Polres TTS

Kupang, 22/01/07
Buntut penyerangan dan kerusuhan yang terjadi di desa Kuanoel-Fatumnasi beberapa hari lalu (Kamis,11/01/07 dan Selasa,16/01/07) antara pekerja tambang dan masyarakat Kuanoel-Fatumnasi, empat orang warga dipanggil Polres TTS hari ini (Senin,22/01/07). Keempat orang warga tersebut adalah; Dominggus Oematan, Yurnai Bai, Nordi Bae dan Maria Kase.

Surat panggilan yang dikeluarkan atas nama Kasatreskrim Polres TTS, IPTU Yeter Selan diterima masyarakat melalui Vika Mael pada hari Jum-at (19/01/07) di Posko pendudukan.Berdasarkan surat panggilan yang diterima, dua orang warga yaitu Dominggus Oematan dan Yurnai Bai akan dimintai keterangan oleh Polrest sebagai saksi atas kasus penyerangan yang menimpa Yosafat Toto dan pembakaran rumah yang terjadi pada hari Kamis. Sementara itu Nordi Bae dan Maria Kase akan dimintai keterangan sebagai saksi kasus penyerangan yang telah melukai suaminya pada hari Selasa.

Nordi Bae dan Maria Kase adalah istri dan anak dari Bpk. Nimrod Kase (korban) yang akan menjadi saksi kunci penyerangan dari para preman. Dua orang inilah yang melihat pelaku penyerangan terhadap suaminya yang dilakukan oleh Pacelona, Nery Oematan dan Nando yang belum ditangkap sampai saat ini. Berdasarkan informasi yang diterima dari salah satu media lokal (Pos Kupang, 22/01/07) Polres TTS telah menetapkan 3 orang pekerja tambang sebagai tersangka yang akan segera dilimpahkan ke Pengadilan.

Beberapa orang warga dan satu orang anggota tim litigasi (Sami Sanam) akan mendampingi warga untuk menghadap Polrest TTS. Masyarakat berharap agar segera dilakukan penangkapan kepada para pelaku yang saat ini masih sering melakukan teror dan intimidasi kepada masyarakat.

Situasi Lapangan
Situasi lapangan saat ini (desa Kuanoel-Fatumnasi) masih sangat labil dan tidak menentu. Berbagai isu akan terjadi serangan dari para preman dikedua desa tersebut terus terjadi. Berdasarkan informasi yang diterima dari masyarakat, akan terjadi penyerangan yang dilakukan oleh beberapa orang dari Belu pada hari Minggu (21/01) malam. Namun sampai dengan informasi ini ditulis, penyerangan tidak terjadi.

Informasi yang lain, pada hari Sabtu (20/01) malam kurang lebih pukul 19.00 WITA, telah terjadi pembakaran rumah salah seorang preman/ pekerja tambang (Nando). Ada beberapa kecurigaan dari masyarakat, bahwa pelaku pembakaran bukan dari warga tapi oleh para pekerja tambang sendiri dalam rangka menciptakan kekecauan.

Kecurigaan ini disampaikan karena pada saat itu hampir seluruh warga sedang berada/ berkumpul di salah satu rumah duka satu orang warga yang meninggal dunia. "Hampir semua orang berkumpul disini, tapi tiba-tiba kok ada kebakaran di rumah Nando", ujar Theos Nunu. "Saya minta kepada seluruh warga untuk tetap tinggal dan jangan pergi ke rumah yang terbakar agar masyarakat tidak dituduh sebagai pelaku pembakaran", tambah Theos.

Informasi lain yang diterima, sebelum terjadi kebakaran istri Nando telah masuk ke rumah dengan diantar oleh seorang tukang ojek. Pada saat ini beberapa orang masih mencari kebenaran atas informasi ini kepada tukang ojek yang telah mengantar istri Nando tersebut.
Penolakan warga desa Kuanoel, Fatumnasi dan desa lain terhadap kehadiran perusahaan PT. Tedja Sekawan Surabaya yang akan mengeksplorasi batu marmer (Fuat Lik dan Fatu Ob) telah bergeser isunya. Ketegasan aparat Kepolisian, dalam hal ini Polres TTS, untuk mengungkap dan menyelesaikan kasus ini adalah salah satu solusi yang harus segera dilakukan agar tidak terjadi pembiasan isu yang semakin melenceng jauh dari persoalan selama ini.

Tindakan tegas dari aparat Kepolisian untuk menangkap para pelaku kekerasan juga sebagai wujud untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Ketentraman warga desa Kuanoel-Fatumnasi telah terganggu/ terusik sejak PT. Tedja Sekawan masuk ke desa mereka. Jika tidak segera dilakukan, korban-pun akan terus berjatuhan.

Engin ummæli: