Up date Mollo
Masyarakat Desa Kuanoel-Fatumnasi Masih Dirundung Kecemasan
Masyarakat Desa Kuanoel-Fatumnasi Masih Dirundung Kecemasan
Kupang, 19/1/07
Rasa was-was warga desa Kuanoel-Fatumnasi terhadap serangan yang bisa terjadi setiap saat oleh pekerja tambang dan preman terus terjadi sampai sekarang ini. Hal ini dimaklumi karena telah dua kali warga diserang secara tiba-tiba oleh para preman pada hari Kamis (11/01) dan Selasa (17/01) yang belum ada proses penyelesaian secara hukum.
Seperti informasi sebelumnya, para preman dan pekerja tambang masih melakukan teror kepada masyarakat dengan melakukan pencegatan dijalan. Dua orang warga Kuanoel-Fatumnasi hampir terkena sabetan parang dari para preman tersebut.
Untuk mengantisipasi serangan yang tiba-tiba, khususnya pada malam hari, warga saat ini membentuk kelompok (1 kelompok 5 orang) untuk melakukan jaga/ ronda. Kelompok tersebut disebar di seluruh wilayah desa Fatumnasi dan Kuanoel khususnya wilayah-wilayah yang selama ini disinyalir sebagai tempat masuk para preman dari hutan sekitar desa tersebut.
Pembentukan kelompok jaga ini didasarkan pula pada informasi yang diterima masyarakat, bahwa Pacelona dan Nery Oematan akan kembali memimpin melakukan serangan. Informasi yang Kami terima dari lapangan mengatakan bahwa pada hari Kamis kemarin (18/01), 6 orang warga eks Timor-Timur masuk ke desa Fatumnasi pukul 14.00 WITA. Mereka masuk secara bergantian dengan menggunakan jasa tukang ojek menuju rumah Nando (pekerja tambang).
"Kami takut kehadiran mereka untuk melihat dan membaca situasi lapangan guna melakukan penyerangan" , ungkap Vika Mael. Ketakutan dan kekhawatiran Mak Vika ini didasarkan pada kasus sebelumnya dimana sebelum melakukan penyerangan para preman telah berada di rumah Nerry maupun Odi Sila untuk beberapa waktu hingga terjadi penyerangan pada hari Selasa lalu.
Sampai dengan informasi ini kami tulis, masyarakat masih tetap bertekat untuk tidak menyerah dan membiarkan Faut Lik dan Fatu Ob untuk di tambang. Kami hanya ingin mempertahankan gunung batu yang telah memberi Kami maupun masyarakat NTT kehidupan, dengan sumber air-nya. "Berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun Kami telah dihidupi oleh batu ini, dan bukan dari perusahaan. Kami akan tetap tolak tambang karena bagi Kami tambang tidak pernah menguntungkan sama sekali. Tambang hanya akan menguntungkan segelintir orang bukan Kami rakyat kecil ini", ungkap Mama Veronika Bay dengan nada kesal.
Sejak kehadiran perusahaan PT. Tedja Sekawan Surabaya di desa Kuanoel pada bulan Agustus 2006 memang telah membuat masyarakat resah. kehidupan masyarakat desa Kuanoel-Fatumnasi yang selama ini tenang harus terusik dengan kedatangan alat-alat berat di desa mereka. Melihat situasi yang demikian, sudah saatnya ijin tambang memang harus dicabut karena sebagian besar rakyat telah menolaknya.
Untuk mengetahui secara langsung situasi lapangan, kawan-kawan bisa menghubungi;
1. Melly Oematan/ Pak Mel : 081353743746
2. Mak Leta : 081318967319
3. Theos/Mak Vika/Yati : 085239329345
Rasa was-was warga desa Kuanoel-Fatumnasi terhadap serangan yang bisa terjadi setiap saat oleh pekerja tambang dan preman terus terjadi sampai sekarang ini. Hal ini dimaklumi karena telah dua kali warga diserang secara tiba-tiba oleh para preman pada hari Kamis (11/01) dan Selasa (17/01) yang belum ada proses penyelesaian secara hukum.
Seperti informasi sebelumnya, para preman dan pekerja tambang masih melakukan teror kepada masyarakat dengan melakukan pencegatan dijalan. Dua orang warga Kuanoel-Fatumnasi hampir terkena sabetan parang dari para preman tersebut.
Untuk mengantisipasi serangan yang tiba-tiba, khususnya pada malam hari, warga saat ini membentuk kelompok (1 kelompok 5 orang) untuk melakukan jaga/ ronda. Kelompok tersebut disebar di seluruh wilayah desa Fatumnasi dan Kuanoel khususnya wilayah-wilayah yang selama ini disinyalir sebagai tempat masuk para preman dari hutan sekitar desa tersebut.
Pembentukan kelompok jaga ini didasarkan pula pada informasi yang diterima masyarakat, bahwa Pacelona dan Nery Oematan akan kembali memimpin melakukan serangan. Informasi yang Kami terima dari lapangan mengatakan bahwa pada hari Kamis kemarin (18/01), 6 orang warga eks Timor-Timur masuk ke desa Fatumnasi pukul 14.00 WITA. Mereka masuk secara bergantian dengan menggunakan jasa tukang ojek menuju rumah Nando (pekerja tambang).
"Kami takut kehadiran mereka untuk melihat dan membaca situasi lapangan guna melakukan penyerangan" , ungkap Vika Mael. Ketakutan dan kekhawatiran Mak Vika ini didasarkan pada kasus sebelumnya dimana sebelum melakukan penyerangan para preman telah berada di rumah Nerry maupun Odi Sila untuk beberapa waktu hingga terjadi penyerangan pada hari Selasa lalu.
Sampai dengan informasi ini kami tulis, masyarakat masih tetap bertekat untuk tidak menyerah dan membiarkan Faut Lik dan Fatu Ob untuk di tambang. Kami hanya ingin mempertahankan gunung batu yang telah memberi Kami maupun masyarakat NTT kehidupan, dengan sumber air-nya. "Berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun Kami telah dihidupi oleh batu ini, dan bukan dari perusahaan. Kami akan tetap tolak tambang karena bagi Kami tambang tidak pernah menguntungkan sama sekali. Tambang hanya akan menguntungkan segelintir orang bukan Kami rakyat kecil ini", ungkap Mama Veronika Bay dengan nada kesal.
Sejak kehadiran perusahaan PT. Tedja Sekawan Surabaya di desa Kuanoel pada bulan Agustus 2006 memang telah membuat masyarakat resah. kehidupan masyarakat desa Kuanoel-Fatumnasi yang selama ini tenang harus terusik dengan kedatangan alat-alat berat di desa mereka. Melihat situasi yang demikian, sudah saatnya ijin tambang memang harus dicabut karena sebagian besar rakyat telah menolaknya.
Untuk mengetahui secara langsung situasi lapangan, kawan-kawan bisa menghubungi;
1. Melly Oematan/ Pak Mel : 081353743746
2. Mak Leta : 081318967319
3. Theos/Mak Vika/Yati : 085239329345
Engin ummæli:
Skrifa ummæli