Kupang, 10 April 2007
Proses evakuasi terhadap Aleta Ba’un (Mak Leta) yang mendapat ancaman dari para preman pada hari Jum-at (6/04/07)* berjalan mulus. Evakuasi itu sendiri dilakukan oleh satu tim yang dipimpin langsung oleh Silvia Fanggidae (PIKUL) yang bertanggungjawab untuk mengeluarkan dan mengamankan Aleta Ba’un dari tempat persembunyiannya selama ini untuk dibawa ke Kupang. Proses evakuasi dilakukan pada hari Senin (9/04/07) lalu pukul 17.00 WITA.
Sebelum proses evakuasi, telah dilakukan koordinasi/komunikasi dengan beberapa pihak untuk membaca dan mengetahui kondisi kota Soe agar evakuasi berjalan lancar. Komunikasi dengan Aleta Ba’un dan beberapa pihak yang mengetahui kondisi lapangan saat itu (Kota Soe) intens dilakukan. Atas hasil informasi dari berbagai pihak inilah, kemudian proses evakuasi dilakukan pada hari itu juga.
Satu tim yang berjumlah tiga (3) orang meluncur ke Kota Soe pada pukul 12.30 WITA. Dalam proses perjalanan tersebut, ketua tim sangat intens melakukan komunikasi dengan Mak Leta dan beberapa jaringan yang bisa dipercaya untuk mengatur strategi evakuasi dan pengamanan. Dalam hal ini strategi evakuasi bisa berubah setiaap sesuai dengan kondisi dilapangan.
Kurang lebih pukul 16.00 WITA, tim sudah tiba di Kota Soe dan tidak langsung menuju tempat persembunyiaan Mak Leta. Untuk beberapa saat, tim harus berjalan keliling memantau situasi lapangan sebagai checking terakhir.
Setelah situasi dirasa cukup aman, proses evakuasi-pun dilakukan. Evakuasi pertama dilakukan kepada anak-anak Mak Leta yang sudah meninggalkan rumah terlebih dahulu ke satu tempat yang diketahui tim. Evakuasi pertama berjalan lancar dan anak-anak Mak Leta sudah berada bersama tim. Setelah itu tim tidak langsung menuju tempat persembunyiaan Mak Leta, namun masih berjalan keliling di Kota Soe untuk memastikan situasi benar-benar aman.
Bersamaan dengan itu, komunikasi dengan Mak Leta tetap dilakukan terus menerus. Setelah situasi dirasa cukup kondusif, tim kemudian bergerak untuk melakukan evakuasi terhadap Mak Leta dari tempat persembunyiaannya. Dalam hal ini sudah ada kesepakatan terlebih dahulu antara tim dan Mak Leta tentang tempat/ lokasi penjemputan.
Pada waktu dan tempat yang telah ditentukan tersebut, Mak Leta secara sembunyi-sembunyi berhasil keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan wajah yang masih menampakkan rasa lelah dan trauma atas peristiwa yang barus saja ia alami, Mak Leta langsung masuk kedalam mobil dimana anak-anak sudah ada didalam.
Setelah berhasil melakukan evakuasi, tim kemudian segera tancap gas dan kembali berkeliling untuk memastikan situasi aman kembali sebelum dibawa ke Kupang. Proses panjang tim untuk mengeluarkan Mak Leta dari tempat persembunyiaan berakhir sudah dan saat ini Mak Leta telah berada di satu tempat yang “aman”.
Seperti diketahui bersama, selama ini Mak Leta memang selalu diancam, namun hal itu dianggap biasa-biasa saja. Ia masih rajin untuk jalan/ keliling ke desa-desa untuk bertemu dengan masyarakat maupun beberapa tokoh adat. Kejadian hari Jum-at lalu cukup membuat Mak Leta merasa shock/ trauma. Ketegaran Mak Leta yang selalu berani menerobos semua rintangan mendapat ujian. Semoga rasa trauma ini bisa segera diatasi Mak Leta, untuk kembali melanjutkan perjuangan ini. Tetap maju dan berjuang Mak untuk melawan penindasan dan ketidakadilan ini.
Informasi yang lebih lengkap bisa dibuka di: http://rakyatmollo.blogspot.com
Catatan:
* Tulisan ini sekaligus sebagai koreksi atas berita sebelumnya dengan judul “Ancaman Terhadap Aktivis Pendamping Masyarakat Fatumnasi-Kuanoel (Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur) Semakin Meningkat” yang menyebut bahwa kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu (7/04/07). Peristiwa/ kejadiaan sesungguhnya terjadi pada hari Jum-at (6/04/07).
Gerast áskrifandi að:
Birta ummæli (Atom)
Engin ummæli:
Skrifa ummæli